Senin, 19 November 2012

Media Pembelajaran Power point

Media pembelajaran sudah sangat berkembang. Di jaman yang serba modern ini, kegiatan pembelajaran diharapkan dapat ikut mengikuti dan memanfaatkan teknologi. Salah satu nya adalah penggunaan media POWER POINT dalam pembelajaran. Selain dapat menghemat waktu (guru tidak harus menggambar di papan tulis) juga dapat membuat suasana jadi lebih menyenangkan bagi para peserta didik 

Akan lebih baik kalau kita bisa membuat media pembelajaran sendiri. Power point juga sangat mudah di pelajari dan dioperasikan. Berikut ini contoh Media pembelajaran berbasis Slide Power point yang mungkin dapat Anda manfaatkan. 


Mohon maaf karena file nya terhosting di ziddu. Jadi Anda butuh beberapa klik dan memasukkan beberapa kode untuk dapat mengunduh file-file di atas.

Semoga Bermanfaat.

Media Pembelajaran Flash



Untuk memperjelas konsep matematika yang kebanyakan abstrak, diperlukan media pembelajaran. Berikut ini saya berikan beberapa media pembelajaran berbasis flash (full animasi), diharapkan dapat membantu para guru matematika dalam mengajarkan konsep matematika. 
Silakan di klik judulnya untuk melihat previewnya :




Untuk Mendapatkan semua file di atas, silakan klik link di bawah ini :

Download SWF Matematika Lengkap.zip (4,767 MB) 

Semoga bermanfaat....

Rabu, 14 November 2012

Download Ebook Matematika

Ebook ini saya dapat dari website MGMP Matematika Malang. Semoga berguna bagi para guru, dosen, siswa, atau mahasiswa.
Silakan klik judul buku di bawah ini untuk mendownloadnya :

BSE MATEMATIKA SD:

  1. Kelas 1 – Pintar Matematika – Irwan
  2. Kelas 1 – Matematika – Dian Permana
  3. Kelas 1 – Matematika – Irwan
  4. Kelas 1 – Matematika – Lusia
  5. Kelas 1 – Matematika – Wakino
  6. Kelas 1 – Senang Matematika – Buchori
  7. Kelas 1 – Matematika – Dwi Priyo Utomo
  8. Kelas 1 – Dunia Matematika – Kismianti
  9. Kelas 1 – Matematika – Djaelani
  10. Kelas 1 – Matematika – Purnomosidi

  1. Kelas 2 – Matematika – Mastiting Sumarmi
  2. Kelas 2 – Pintar Matematika – Irwan
  3. Kelas 2 – Matematika – Permana
  4. Kelas 2 – Matematika – Fatkulanam
  5. Kelas 2 – Matematika – Tridayat
  6. Kelas 2 – Gemar Matematika – Sumanto
  7. Kelas 2 – Matematika – Dwi Priyo
  8. Kelas 2 – Matematika – Burhan Mustaqim
  9. Kelas 2 – Matematika – Buchori
  10. Kelas 2 – Matematika – Purnomosidi
Dan ditambah lagi dengan Literatur berbahasa Inggris  (terutama bagi yang masih menempuh S1, S2 or S3 dan semuanya gratis):
  1. A Course in Universal Algebra
  2. A First Course in Linear Algebra
  3. A Geometric Review of Linear Algebra
  4. Alg_Complete
  5. Algebra and Number Theory A. Baker
  6. Algebra Cheat Sheet
  7. Algebraic Curves
  8. Algebraic Logic
  9. Algebraic Number Theory
  10. Algebra Review
  11. Algebra fracs
  12. An Algebra Refresher
  13. Elementary Linear Algebra
  14. fourier
  15. Fundamentals of Linear Algebra
  16. Geometric Algebra Primer – Suter – 2003
  17. Introduction to Algebraic Varieties
  18. Introduction To Continuum Mechanics Revised Edition
  19. Introduction To Vectors And Tensors Vol. 1
  20. Introduction To Vectors And Tensors Vol. 2
  21. LecturesOnAppliedMathLinearAlgebra
  22. Linear Algebra Theory And Applications
  23. Porous Elasticity Textbook
  24. Problems in Algebraic Combinatoric
  25. Workbook in Higher Algebra
  26. Algebra Review in Ten Lessons
  27. A Course In Algebraic Number Theory
  28. A Tour of Triangle Geometry
  29. Computational Geometry
  30. Notes on Coarse Geometry
  31. Threedimensional Geometry
  32. Lecture Notes on Algebra and Trigonometry
  33. Probability Theory
  34. Right triangle trigonometry
  35. Trigonometric equations
  36. Trigonometry Notes By Steven Sy
  37. A Calculus Refresher
  38. Basic Calculus Refresher
  39. CalcIulus Complete (1)
  40. CalcuIus Complete (2)
  41. Calculus Made Easy Thompson
  42. Calculus MIT
  43. Calculus Refresher, version 2008.4


Pembelajaran Matematika yang Bermakna

Proses pembelajaran matematika yang lebih baik dan bermutu harus segera diselenggarakan. Sudah bukan zamannya lagi matematika dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan bagi siswa di sekolah. Jika selama ini matematika dianggap hanya sebagai ilmu abstrak, hanya teoritis, dan kumpulan rumus-rumus,, maka sudah saatnya matematika dianggap sebagai sesuatu yang penting dan dirindukan oleh siswa. Oleh karena itu, seorang guru matematika harus mampu menghadirkan pembelajaran matematika yang menyenangkan dan humanis.
Mengubah Paradigma Pembelajaran Matematika
Pada saat ini, di negara kita paradigma mengajar masih mendominasi kegiatan pembelajaran matematika di sekolah. Siswa masih dianggap sebagai obyek yang belum tahu apa-apa, kertas putih bersih yang harus diisi tulisan oleh guru, atau gelas kosong yang harus diisi air. Sebaliknya guru memposisikan diri sebagai manusia super yang mengetahui segalanya dan satu-satunya sumber ilmu. Guru ceramah, menggurui, dan otoritas tertinggi di kelas berada di tangan guru.
Penekanan yang berlebihan pada isi dan materi atau lebih dikenal dengan beban kurikulum diajarkan secara terpisah. Materi itupun diberikan dalam bentuk jadi dari buku yang bahasanya menggunakan bahasa orang pintar, sehingga dari segi bahasa pun siswa memahami kesulitan, apalagi materinya. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi matematika sangat lemah dan tidak mendalam. Alhasil, prestasi belajar matematika menjadi rendah.
Pengetahuan yang diterima secara pasif membuat matematika tidak bermakna bagi siswa. Paradigma mengajar seperti ini harus segera ditinggalkan di dalam kelas. Sudah saatnya paradigma mengajar diganti dengan paradigma belajar ketika berada dalam kelas. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme.
Dalam teori konstruktivisme, siswa tidak lagi sebagai obyek tetapi siswa diposisikan sebagai subyek. Pengetahuan bukan lagi sebagai sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang harus diteliti, dipikirkan, dan dikonstruksi oleh siswa.  Dengan demikian siswa sendirilah yang akan aktif belajar.
Hal ini menjadikan siswa harus aktif menemukan sendiri pengetahuan yang ingin mereka miliki. Maka disini tugas guru tidak lagi sebagai mentransfer ilmu kepada siswa, melainkan bagaimana menciptakan suasana belajar dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan untuk dimiliki oleh mereka sendiri. Sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.
Kegiatan pembelajaran matematika di sekolah akan berjalan efektif dan bermakna bagi siswa jika proses pembelajarannya memperhatikan konteks siswa. Konteks nyata dari kehidupan siswa meliputi latar belakang fisik, keluarga, sosial, ekonomi, budaya, agama dan kenyataan-kenyataan hidup lainnya. Pengertian-pengertian dan pemahaman-pemahaman yang dibawa siswa ketika memulai kegiatan belajar, perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang diyakini siswa juga merupakan konteks nyata. Konsekuensinya, untuk mengubah pembelajaran matematika ke arah pendekatan konstruktivisme atau realistisme, pembelajaran matematika harus direncanakan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap siswa dengan konteks dan keunikannya memdapatkan kesempatan untuk mengkonstruksi kembali pengetahuannya dengan strategi sendiri.
Dalam proses pembelajaran matematika, siswa sering kali mengalami kesulitan dalam aktivitas belajarnya. Oleh karena itu, guru perlu memberikan bantuan dan dorongan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Pemberian bantuan itu memungkinkan siswa memecahkan masalah, melaksanakan tugas, atau mencapai sasaran yang tidak mungkin diusahakan siswa sendiri. Bentuk bantuan dan dorongan bisa berbagai macam, tetapi tujuannya untuk memastikan agar siswa mencapai sasaran yang berada di luar jangkauan siswa. Bantuan dan dorongan yang diberikan misalnya pemberian petunjuk kecil, pemberian model prosedur penyelesaian tugas, pemberitahuan tentang kekeliruan dalam prosedur penyelesaian, mengarahkan siswa pada informasi tertentu, menawarkan langkah lain, dan usaha menjaga agar rasa frustasi siswa terhadap tugas tetap berada pada tingkat yang masih dapat ditanggung siswa. Dorongan menjadi pertanda interaksi sosial antara siswa dan guru yang mendahului terjadinya internalisasi pengetahuan, keterampilan, dan disposisi, serta menjadi alat pembelajaran yang dapat mengurangi keambiguan sehingga meningkatkan kesempatan siswa mengalami perkembangan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger